FOTO

FOTO

Sabtu, 11 Mei 2013

PENGAJIAN TEMPAT BAPAK SYAIFUL ABDUL JAMAL

















MAKNA SILATURAHMI
Sering kali kita mendengar istilah bahwa *silaturahmi memperluas rejeki dan bisa memanjangkan umur kita*. Tentu saja, kita juga sering mendengar peringatan dari Allah tentang orang-orang yang suka *memutuskan tali silaturahmi*. Sebaliknya, kita juga sering mendengar janji-janji Allah bagi mereka yang menjaga silaturahmi.
Silahturahmi pada dasarnya bertujuan baik untuk tetap menjaga hubungan persaudaraan. Siapapun dianjurakan melakukannya pada agama manapun. Orang yang bersilaturahmi, sudah tentu memiliki banyak teman karib kerabat.
Nah, berbicara tentang silaturahmi, ternyata sesungguhnya Allah SWT telah menyuruh kita jauh-jauh hari untuk menjaga ikatan silaturahmi tersebut, dalam artian menjaga hubungan kekeluargaan dan persahabatan. Apa yang Allah perintahkan tentu saja memiliki maksud atau hikmah tersembunyi di baliknya. Hal ini sama sekali tak bisa kita bantah.
Memang, dalam keseharian, kebanyakan dari kita memahami silaturahmi *hanyalah sabatas kunjungan kekerabatan, kangen-kangenan, saling mengenalkan antar keluarga, dsb*. Tapi makna terpenting dari silaturami itu sendiri sesungguhnya sering terlupakan.
Lantas, Apa makna Pentingnya?
Tak lain dan tak bukan adalah saling mengingatkan dalam kebenaran, saling menguatkan iman, saling meneguhkan dalam satu ikatan ukuwah islamiyah.
Penting pula untuk kita camkan bersama, silaturahmi yang kita lakukan juga harus bisa membuat orang yang kita kunjungi merasa bahagia hatinya. Manfaat silaturahmi salah satunya memang bisa memperpanjang umur dan bertambahnya rejeki.
Siapa yang senang untuk di lapangkan rejekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahim. (HR. Bukhari)
Yang di maksud dengan bertambahnya umur itu bukan semata-mata terletak pada bilangan tahunnya, tapi bagaimana memaknai umur tersebut. Yaitu intinya keberkahan umur. Bisa saja ada orang yang umurnya pendek tapi di kenang, sebaliknya ada orang yang umurnya panjang tetapi justru tak bermkna alias tidak memberikan kesan manfaat yang mendalam. Bagi orang yang relatif pendek umurnya, namun karena jasa dan perbuatan baiknya dia bisa memberikan makna bagi banyak orang, dan dikenang sebagai seorang yang berjasa.
Lalu, apa maksud silaturahmi bisa menambah rejeki?
Ingat, rejeki itu tidak hanya berupa materi. Rejeki itu sejatinya di maknai sebagai sesuatu yang mengandung atau mendatangkan manfaat dan menjadikan hati bahagia dengan mendapatkannya. Dengan silaturahmi kita saling mengenal, mengetahui kondisi keluarga masing-masing, mengetahui apa saudaranya butuhkan, maka secara nalurilah, kita akan merasa menyesal bilsa tidak berbuat baik dengan sesama kita. Kita akan berusaha membantu saudara bila ada yang sedang di landa kesusahan. Begitu juga dengan saudara kita, dai akan siap membantu kita. dari situlah jalannya rejeki.
Maka, sepatutnyalah kita bersemangat untuk bersilaturami. Ingat, barang sipa yang menyambung silaturahmi, niscaya Allah akan *berhubungan* dengannya. Dan barang siapa memutuskan silaturahmi, maka Allah pun akan memutuskan *hubungannya* dengannya.
Semoga tulisan seingkat ini dapat mendatangkan hikmah bagi semua. Amin ya robbal ‘alamin…!
MAKNA SILATURAHMI
Rasulullah SAW mengatakan dalam H.R Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.”
Istilah silaturahim di tengah-tengah masyarakat kita sering diartikan sebagai kegiatan kunjung-mengunjungi, saling bertegur sapa, saling menolong, dan saling berbuat kebaikan. Namun, sesungguhnya bukan itu makna silaturahim sesungguhnya. Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Saw, bahwa beliau bersabda, "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).
Demikian, silaturahmi pun memiliki fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; bahkan keburukan, bila memutuskannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasul saw: "Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? ‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah SAW, ‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan" (HR Ibnu Majah).
Rasulullah Saw juga pernah bersabda bahwa “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” Sudah ada balasan dari Allah bagi orang yang bersilaturahim yaitu surge, dan sebaliknya bagi orang yang memutuskan tali silaturahim yaitu neraka. Begitu besarnya balasan Allah sehingga begitu besar juga cobaan yang akan dihadapi. Dalam cobaan tersebut, hendaknya tidak mendahulukan hawa nafsu dan dendam, sehingga akan hilang balasan surga dari Allah.
Rasulullah SAW memberikan tips kepada kita agar terjalin saling mencintai dengan sesama muslim, yakni:
  1. Tebarkan salam
  2. Menghubungkan tali silaturahim
  3. Memberi makan kepada yang membutuhkan.
Betapa pentingnya silaturahim dalam hubungan sesame, Rasulullah saw berpesan “sayangilah apa yang ada di muka bumi, niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu” (H.R Tirmidzi), yang dapat diartikan bahwa hak saling berkasih sayang dan silaturahim tidak terbatas pada kerabat, tetapi sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya tampilan lahiriah belaka, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi amalan lahiriah dan amalan hatinya, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat silaturahmi lebih baik. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi bila kita bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya.
Dalam sebuah hadis diungkapkan, "Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja," jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Semoga kita bisa meraih surga Nya dengan membina silaturahim antar sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar